Rabu, 16 Mei 2012

Sifat angin~

Dalam bahasa Inggris, angin biasa disebut dengan WIND. Berdasarkan ini, sifat-sifat angin pun terkandung dalam empat huruf-hurufnya, yaitu [W]aft, [I]nvisible, [N]atural, dan [D]aily. Sifat angin yang lebih banyak dipakai karena nuansa positifnya, pun bisa dipakai dalam kepenulisan. Ya, menulislah seperti angin, baik yang baru belajar, yang sudah merasa, atau yang sudah dicap menjadi seorang penulis. Artinya, sebagai seseorang yang terjun dalam dunia kepenulisan harusnya bisa mempraktikkan sifat WIND ini: Waft (melayang-layang), Invisible (tak dapat dilihat), Natural (alami), dan Daily (bersifat harian).

1. Waft
Sifat angin yang pertama adalah waft atau melayang-layang. Pergerakannya begitu stabil, sehingga bisa turun ke bawah atau terbang tinggi ke atas, dengan pergerakan yang lambat ataupun sangat cepat, namun tetap dalam koridor melayang. Sudah sepantasnya seorang penulis harus memiliki sifat ini karena dunianya adalah dunia imajinasi tanpa batas. Imajinasinya harus melayang-layang. Kreativitasnyalah yang dapat memanen imajinasi itu sehingga menghasilkan karya yang indah. Pada proses melayang, seseorang dapat melihat dunia dari berbagai pandangan. Jika tidak percaya, bandingkanlah pandangan kita saat berdiri di atas tanah, berdiri di atas meja, berdiri di atap rumah, berdiri di atas gedung, atau melihat dari jendela pesawat.

2. Invisible
Sifat angin yang kedua adalah invisible atau tak dapat dilihat, namun keberadaannya dapat disaksikan melalui pergerakan benda lainnya seperti daun, bulu, debu, rambut, bendera, layar, dll. Ya, seorang penulis sudah biasa disebut sebagai tokoh di belakang layar. Masyarakat luas hanya mengenal buah karyanya yang tersebar luas tanpa mengetahui siapa sebenarnya penulis yang bersangkutan. Kendati demikian, sebagai seorang penulis kita harus bertanggung jawab penuh atas sesuatu yang sudah ditulis. Menulis kebenaran jauh lebih penting daripada menulis sesuatu dengan apa adanya. Mengajak banyak orang untuk berbuat lebih baik jauh lebih penting daripada menjerumuskan mereka. Satu hal yang perlu diingat: Tulislah sesuatu yang berpahala karena penulis itu hidup abadi!

3. Natural
Sifat angin yang ketiga adalah natural atau alami karena bergerak mengikuti alur irama yang telah ditetapkan, yaitu berdasarkan perbedaan tekanan yang juga alami. Seorang penulis juga harus memiliki sifat alami. Artinya, ia harus bebas menyuarakan kebenaran tanpa harus dikungkung atau ditekan oleh pihak mana pun. Menulislah secara mengalir tanpa harus mengikuti gaya tertentu, meski pada awalnya ia harus belajar dari gaya yang dianggapnya terbaik. Menulislah secara alami tanpa harus terpenjara oleh statusnya sebagai seorang karyawan, ibu rumah tangga, pebisnis, trainer, artis, atau bahkan pejabat atau penjahat sekalipun. Lihatlah mereka yang berhasil menulis karya besarnya meski harus di penjara seperti Sayyid Qutb saat menulis “Fii Zhilalil Quran”. Jadi, apakah kita harus terpenjara oleh waktu yang bisa diatur oleh kita sendiri?

4. Daily
Sifat angin yang keempat adalah daily atau bergerak setiap hari. Kalau mau dipaksakan, bahkan hitungannya sudah ‘detikly’ alias setiap detik. Apa jadinya jika angin tidak bergerak satu hari saja? Begitulah halnya dengan seorang penulis. Menulislah setiap hari meski itu hanyalah satu kata saja! Joni Ariadinata pernah menuliskan bahwa cerpen bagus (bermutu) tidak lahir dari proses yang sederhana tetapi membutuhkan banyak perangkat, di antaranya adalah kemampuan menguasai teknik dan mengetahui betul apa yang ditulis. Lanjutnya, “Menguasai teknik didapat melalui latihan membaca, kemudian latihan menulis, dan terus menulis tanpa jemu dan putus asa. Sedangkan mengetahui betul apa yang ditulis didapat dari dua hal terpenting, yakni membaca abstrak (melihat, mendengar, dan merasakan) dan membaca yang sebenarnya.”

By You [angin] :'D

Kau memberikan harapan hingga membuatku terbang, sampai akhirnya aku tak sadar akan merasakan terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Terkadang, di saat kita terbang kita tidak ingat yang namanya TERJATUH. Di saat aku telah terjatuh di dalam jurang yang sangat dalam, aku membutuhkan dirimu untuk menyelamatkanku dari jurang ini. Tapi apalah daya, kini dirimu menghilang, entah kemana. Kau hanya memberiku harapan sesaat. Aku merindukanmu, angin. Aku ingin kau selalu ada disini, meskipun aku tak bisa memilikimu. Aku tak tahu apa alasannya mengapa kamu tidak bisa menyatakan cinta itu. Yang aku tahu kita sama-sama memiliki perasaan yang sama, tetapi kamu tidak akan pernah bisa aku miliki. Apakah mungkin suatu saat nanti kita bisa bersatu? Aku harap begitu.
Yang aku bisa lakukan sekarang hanya berharap dan terus berharap semua itu menjadi nyata. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh, tak apalah meskipun dari jauh yang penting aku masih bisa melihatmu. Melihatmu tersenyum saja sudah membuatku bahagia. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, tidak ingin melihatmu sedih. Meskipun bukan aku yang membuatmu tersenyum itu.
Terkadang, aku merindukan perhatianmu, aku merindukan sikap jutek itu. Tetapi apakah mungkin semuanya kembali lagi? Meskipun semua itu hanya di dunia maya, tidak di dunia nyata.
Sebenarnya aku mengetahui alasan mengapa kamu tidak bisa menyatakan cinta itu padaku. Tetapi apakah mungkin itu alasannya? Aku belum mempercayai sepenuhnya. Kalau memang iya itu alasannya, apa mungkin bisa kamu meninggalkan itu semua? Aku tahu, sangat sulit untuk meninggalkan itu semua. Dan kalaupun bisa pasti membutuhkan waktu yang lama. Tetapi mudah-mudahan dia tidak seperti itu. Kalaupun iya dia seperti itu mungkin aku hanya bisa mengelus dada dan menjadikan semua ini pelajaran untuk kedepannya. Aku tetap menyayanginya. Biarkan waktu yang menjawab semuanya. Semoga suatu saat nanti kita dipertemukan kembali dengan keadaan masih memiliki rasa yang sama dan bisa bersatu. Aminn :')
Aku sayang kamu, angin. Cahaya yang selalu merindukan angin. :"

Sabtu, 21 April 2012

Kematian bintang yang ditelan lubang hitam

Galaksi yang memancarkan radiasi

Pada 28 Maret 2011 satelit milik NASA mendeteksi adanya seberkas radiasi sinar gamma yang bersumber dari bintang Sw 1644+57 pada konstelasi Draco. Sinar yang biasanya menyertai ledakan supernova itu lebih terang daripada sinar sejenis yang pernah teramati sebelumnya.

Menurut sebuah tim astronom University of California, Berkeley, diperkirakan sinar tersebut merupakan "teriakan kematian" sebuah bintang yang ditelan lubang hitam masif. Pada 31 Maret Joshua Bloom, salah seorang spesialis ledakan radiasi sinar gamma menyatakan bahwa semburan itu sama sekali bukan sinar gamma seperti biasa, melainkan radiasi berenergi tinggi jenis lain yang dikeluarkan oleh bintang seukuran matahari kita ketika terkoyak oleh sebuah lubang hitam dengan massa sejuta kali lebih besar.

Analisa data yang cermat dan pengamatan selanjutnya oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Observatorium Sinar-X Candra telah mengkonfirmasi tafsiran Bloom. "Ini benar - benar berbeda dari semua peristiwa ledakan (bintang) yang kami saksikan sebelumnya," kata Bloom.

Yang membuat semburan sinar gamma Sw 1644+57 ini menarik adalah durasinya yang lama serta fakta bahwa ia memancar dari pusat sebuah galaksi yang jauhnya 4 milyar tahun cahaya dari bumi. Para astronom menjelaskan, karena kebanyakan -jika tidak semua- galaksi diduga mengandung lubang hitam masif pada pusatnya, maka semburan dengan durasi yang lama itu diperkirakan datang dari gangguan pasang surut (tidal distruption) sebuah bintang runtuh.

"Ledakan ini menghasilkan sejumlah besar energi selama selang waktu yang agak lama, dan peristiwa tersebut masih berlangsung hingga lebih dari dua setengah bulan kemudian," ungkap Bloom. "Itu karena lubang hitam mengoyak bintang itu sedikit - demi sedikit, sehingga massa yang berputar di sekitarnya seperti air yang terkuras, dan proses berputar ini melepaskan banyak energi. Sebagai perbandingan, dengan daya yang sekarang ini matahari kita membutuhkan 100 milyar tahun (sepuluh kali waktu hidupnya) untuk memproduksi energi sebesar itu.

Menurut Bloom, sekitar 10% massa bintang runtuh berubah menjadi energi dan diradiasikan dalam bentuk sinar-x atau sinar gamma dengan energi yang lebih tinggi. Secara kebetulan bumi berada di ujung sinar, itu sebabnya jet (pancaran) terlihat sangat terang.

Sebuah bintang mengintari lubang hitam, sebelum akhirnya ditelan. Bersamaan dengan itu, bintang melepaskan energinya (atau kehilangan massanya) dalam bentuk radiasi.

Proses ini mirip quasar, yakni galaksi jauh yang memancarkan cahaya terang berenergi tinggi karena lubang hitam masif pada pusatnya menelan bintang dan mengirimkan pancaran sinar-x sepanjang sumbu rotasinya.

Gangguan pasang surut bintang oleh lubang hitam masif sebelumnya pernah terlihat memancarkan sinar-x, ultraviolet dan cahaya tampak, tetapi belum pernah terjadi pada tingkat sinar gamma. Karenanya Bloom menyatakan bahwa kejadian itu amat langka, mungkin sekali dalam 100 juta tahun dalam setiap galaksi yang diteliti. Menilik kembali observasi sebelumnya tentang kosmos, ia dan timnya tidak menemukan adanya bukti emisi sinar-x ataupun sinar gamma. Lantas mereka menyimpulkan bahwa ini adalah kejadian sekali seumur hidup (one-off event).

Para astronom menduga, emisi sinar gamma itu dimulai 24 atau 25 Maret di galaksi yang belum terdaftar pada pergeseran merah 0.3534 yang terletak pada jarak sekitar 3.8 miliar tahun cahaya. Meskipun intensitasnya telah berkurang, namun sinar itu masih tetap terang hingga kini. Tim yang dikepalai Bloom memperkirakan bahwa emisi akan memudar tahun depan.

Selasa, 17 April 2012

The Legends of Chinese Wall [tugas english]


In the north of China, there lies a 8,851.8-kilometer-long (5,500-mile-long) ancient wall. Now well-known as the Great Wall of China, it starts at the Jiayuguan Pass of Gansu Province in the west and ends at the Shanhaiguan Pass of Hebei Province in the east. As one of the Seven Wonders in the world, the Great Wall of China has become the symbol of the Chinese nation and its culture.

Lots of beautiful legends and stories about the Great Wall took place following along the construction, and since that time these stories have spread around the country. Those that happened during construction are abundant, such as Meng Jiangnu's story and the legend of the Jiayuguan Pass.

Meng Jiangnu's story is the most famous and widely spread of all the legends about the Great Wall. The story happened during the Qin Dynasty (221BC-206BC). It tells of how Meng Jiangnu's bitter weeping made a section of the Great Wall collapse. Meng Jiangnu's husband Fan Qiliang was caught by federal officials and sent to build the Great Wall. Meng Jiangnu heard nothing from him after his departure, so she set out to look for him. Unfortunately, by the time she reached the great wall, she discovered that her husband had already died. Hearing the bad news, she cried her heart out. Her howl caused the collapse of a part of the Great Wall. This story indicates that the Great Wall is the production of tens of thousands of Chinese commoners.


Another legend about the Jiayuguan Pass tells of a workman named Yi Kaizhan in the Ming Dynasty (1368BC-1644BC) who was proficient in arithmetic. He calculated that it would need 99,999 bricks to build the Jiayuguan Pass. The supervisor did not believe him and said if they miscalculated by even one brick, then all the workmen would be punished to do hard work for three years. After the completion of the project, one brick was left behind the Xiwong city gate. The supervisor was happy at the sight of the brick and ready to punish them. However Yi Kaizhan said with deliberation that the brick was put there by a supernatural being to fix the wall. A tiny move would cause the collapse of the wall. Therefore the brick was kept there and never moved. It can still be found there today on the tower of the Jiayuguan Pass.

In addition to the above-mentioned stories about the construction of Great Wall, there are also plenty of stories about current scenic spots. A famous one is the legend of the Beacon Tower. This story happened during the Western Zhou Dynasty (11th century BC-711 BC). King You had a queen named Bao Si, who was very pretty. King You liked her very much, however Bao Si never smiled. An official gave a suggestion that setting the beacon tower on fire would frighten the King's subjects, and might make the queen smile. King You liked the idea. The subjects were fooled and Bao Si smiled at the sight of the chaos. Later enemies invaded Western Zhou, King You set the beacon tower on fire to ask for help. No subjects came to help because they had been fooled once before. Thus, King Zhou was killed by the enemy and Western Zhou came to an end.

Beautiful stories and legends about the Great Wall help to keep alive Chinese history and culture. In each dynasty after the building of the Great Wall, many more stories were created and spread.

Minggu, 15 April 2012

Matahari dan Bulan :"

Matahari sedang mencintai bulan.
Siapa bulan?
Dia yang hadir ketika malam datang.
Kehadiran yang hakiki ketika matahari ada di bawah jejak-jejak kaki.
Matahari tidak pernah punya maksud. Entah bulan hadir ketika malam tiba, atau menggugat matahari ketika gerhana-gerhana muncul mengkudeta.
Matahari tidak punya amarah, walau sejuta sinar hadir dalam dirinya. Walau merah membara setiap makhluk ketika berada di dekatnya. Matahari tidak punya amarah.
Bulan adalah hitam. Cuma terlihat ketika matahari membagi cahaya.
Matahari tidak pernah merasa kehilangan sinar, atau juga cemburu ketika semua manusia mencintai bulan. Matahari sadar, dia tidak memiliki apapun, tidak juga keindahan, hanya sinar yang terang benderang.
Suatu hari bulan mencintai tanggal. Tanggal-tanggal dirakit menjadi tahun, sebagian dirajut untuk menjadi penghangat bulan jika musim dingin tiba. Matahari pernah begitu mencemburui tanggal, namun hanya sesaat.
Matahari sadar, bulan dan matahari tidak akan pernah bersatu. Matahari cuma mampu memberikan cahaya, namun tidak untuk mendekati.
Matahari mulai mengerti bahwa bulan lebih membutuhkan tanggal daripada matahari membutuhkan bulan. Tanpa tanggal, bulan seperti kehilangan makna. Matahari teramat mengerti. Namun matahari tidak pernah bilang, setiap malam, ketika bulan ada di puncak dan matahari ada di kaki-kaki, matahari selalu tersenyum dan bulan selalu riang.
Bagi matahari, senyum bulan yang terpancar dari gerakan sabit lebih berarti. Matahari beribu-ribu tahun belajar untuk mengerti.
Suatu hari bulan dengan ceria bercerita kepada matahari. Bahwa, sejenak setelah ucap ini tiba, bulan akan segera dinikahi tanggal. Matahari tersenyum, tiada perih, terlebih ketika bulan begitu gembira.
Tiba-tiba hari ini matahari mati. Semua bumi padam. Manusia panik. Beberapa dari mereka menunggu malam, berharap bulan datang dengan purnama yang sempurna. Bulan kebingungan. Tanpa matahari ternyata dia tiada berarti. Tanggal yang awalnya dicintai ternyata tiada berarti apa-apa.
Ternyata, dari awal bulan lebih membutuhkan matahari daripada kebutuhan akan tanggal. Bulan menangis, sangat dalam. Kepiluan yang hebat membuat bulan semakin hitam. Tetapi matahari tidak kembali. Dan bulan meratap. Semua telah padam. Purnama tidak akan pernah kembali datang.